Menurut George Herbert Mead, ada 4 tahap sosialisasi, yaitu tahap persiapan (prepatory stage), tahap meniru (play stage), tahap siap bertindak (game stage), dan tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage). Berikut ini adalah penjelasan mengenai tahap-tahap sosialisasi :
Tahap persiapan
Tahap persiapan dimulai pertama kali seorang anak dilahirkan. Pada tahap persiapan, seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dirinya dan lingkungan sosial di dalam keluarganya. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meskipun tidak sempurna, sebagai contoh, seorang bayi berusia 6 bulan mulai mengenai siapa ibunya dan ayahnya.
Tahap meniru
Tahap meniru ditandai dengan kemampuan seorang anak untuk dapat meniru peran yang diamatinya melalui lingkungan di sekitarnya. Orang tua mulai memberikan pemahaman antara nilai-nilai yang baik dan nilai-nilai yang buruk. Hal ini menyebabkan si anak mulai menyadari mengenai hal atau perilaku yang diharapkan orang tua kepada dirinya. Sebaliknya si anak juga mulai dapat menempatkan diri pada posisi orang lain.
Pihak yang berperan dalam tahap sosialisasi ini adalah orang-orang yang dianggap penting membentuk watak/ kepribadiannya dan mempertahankan dirinya, serta dapat menyerap nilai-nilai dan norma-norma sosial. Dengan bimbingan dan arahan mereka, seorang anak mulai mengetahui peran yang harus dijalankannya dan mengetahui peran yang harus dijalankan orang lain. Sebagai contoh, seorang anak memahami bahwa membolos sekolah adalah hal yang tidak baik dan melanggar aturan sekolah.
Tahap siap bertindak
Pada tahap sosialisasi ini, seorang anak mulai beranjak menjadi seorang remaja. Hal-hal yang bersifat meniru mulai berkurang dan seorang anak mulai melakukan hal-hal yang menurut pemikiran dan pandangannya sendiri dengan penuh kesadaran. Di tahap ini pula, seorang anak mulai meningkat kemampuannya dalam menempatkan dirinya pada posisi orang lain.
Selain itu, seorang anak mulai meluaskan ruang lingkup interaksinya. Seorang anak mulai berinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan sekolah atau tempat tinggalnya. Berbagai bentuk aturan, nilai, dan norma sosial yang berlaku di uar juga telah disadari oleh seorang anak. Selanjutya, si anak berusaha untuk mampu menerima atau mengadaptasi aturan, nilai, dan norma sosial tersebut.
Sebagai contoh, ketika seorang anak bermain sepak bola dan berepran sebagai penjaga gawang maka ia harus mengetahui peran-peran yang dijalankan oleh teman-temannya yang lain, yaitu kawan, lawan, wasit, ataupun hakim garis.
Tahap penerimaan norma kolektif
Pada tahap sosialisasi ini, seseorang telah beranjak dewasa. Ia harus mampu menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas dan kompleks. Sebagai individu yang telah dewasa, ia telah menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, baik dengan orang yang dikenal maupun tidak dikenalnya.
Tahap sosialisasi penerimaan norma kolektif ini merupakan tahapan terakhir dari proses sosialisasi. Seorang individu pada tahap ini telah dianggap menjadi warga masyarakat dalam arti sesungguhnya. Sebagai contoh, seorang telah mampu berinteraksi secara lebih luas dan menempatkan dirinya sebagai individu maupun individu di dalam kelompok.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai tahap-tahap sosialisasi yang dialami oleh seorang individu sepanjang hidupnya. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua.